Powered By Blogger

Marjinal

kawan-kawan yang termarjinalkan bangkitlah

tunjukan pada mereka.....

apa arti kehidupan bermasyrakat, kehidupan sosial....

Atmawijaya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Anak kedua dari empat bersaudara, yang besar tumbuh, berkembang dengan penuh hayalan

Jumat, 13 Juni 2008

Geologi lati

Geomorfologi Regional

Morfologi daerah Lati di dominasi oleh perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian rata-rata 50 – 200 meter. Tingkat erosi cukup tinggi, hal ini dapat terlihat dengan kemiringan lereng yang cukup terjal.


Menurut Situmorang (1986), secara fisiografi cekungan Tarakan berupa depresi berbentuk busur yang terbuka kearah timur ke arah selat Makasar/Laut Selawesi yang meluas ke utara menuju Sabah dan berhenti pada zona subduksi di Tinggian Sampurna dan merupakan cekungan yang paling utara di Kalimatan Timur, sedangkan batas selatannya adalah Punggungan Suikerbrood dan Tinggian Mangkalihat yang memisahkan cekungan Tarakan dengan cekungan Kutai, dibagian barat dibatasi oleh lapisan sedimen Pra-Tersier Tinggian Kuching

Stratigrafi Regional

Stratigrafi Anak Cekungan Berau tersusun oleh empat formasi utama dengan urutan tua ke muda yaitu Formasi Birang (Formasi Globigerina Marl), Formasi Latih (Formasi Batubara Berau), Formasi Labanan (Formasi Domaring) dan Formasi Sinjin.

Formasi Birang (Tomb) tersusun oleh perselingan napal, batugamping dan tufaa hablur di bagian atas dan perselingan napal, rijang, konglomerat, batupasir kwarsa dan batugamping di bagian bawah. Formasi ini menunjukkan umur Oligosen-Miosen dan diendapkan di lingkungan laut dangkal.

Formasi Latih (Tml) terdiri dari perselingan batupasir kwarsa, batulempung, batulanau, dan batubara di bagian atas dan pada bagian bawah bersisipan dengan serpih pasiran dan batugamping. Formasi ini berumur Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan delta, estuarin dan laut dangkal. Formasi ini menjemari dengan Formasi Birang.

Formasi Labanan (Tmpl) (Formasi Domaring) tersusun dari perselingan konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung dan sisipan batugamping dan batubara, berumur Miosen Akhir dan lingkungan pengendapan fluviatil, secara tidak selaras terletak diatas Formasi Latih.

Formasi Sinjin (Tps) tersusun dari perselingan tufa, aglomerat, tufa lapili, lava andesit piroksen, tufa terkersikan, batulempung tufaaan dan kaolin. Formasi ini diduga berumur Pliosen.


Struktur Geologi Regional

Situmorang dan Burhan (1992) mengemukakan bahwa daerah Berau mempunyai struktur utama sesar normal, sesar geser dan sesar naik dengan arah umum barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut.

Periode tektonik pertama yang terjadi mulai pada Kapur Akhir - Eosen Awal, menyebabkan terjadinya perlipatan dan pensesaran serta metamorfosa berderajat rendah pada Formasi Bongara. Tektonik kedua terjadi pada Eosen Awal sehingga terbentuk Formasi Sembakung yang terlipat, tersesarkan serta mengalami metamorfosa berderajat rendah dan diikuti terobosan batuan beku andesit berumur Oligosen Awal. Bersamaan dengan pengendapan Formasi Birang diikuti oleh Formasi Latih pada awal Miosen, pada Miosen Akhir sampai Pliosen terbentuk Formasi Labanan. Pada periode tektonik ketiga terbentuk lipatan dan sesar diikuti terobosan andesit yang mengalami alterasi dan mineralisasi. Pada periode keempat menghasilkan morfologi yang terlihat sekarang setelah pembentukan Formasi Sinjin yang berumur Plio-Plistosen.

Tidak ada komentar: